ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS

ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS - Hallo sahabat Materi Keperawatan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel ASKEP, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS
link : ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS

Baca juga


ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS

ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS

Muhammad Imron,S.Kep,Ns



Berikut ini kami menyajikan Asuhan Keperawatan Laringitis, Kelanjutan dari Laporan Pendahuluan Laringitis pada artikel sebelumnya.




1.      Identitas.



Inisial nama      : An.R.
Umur                : 1 th.
TTL                  : Banjarmasin 10 februari 2003
Inisial nama ayah/ibu: Tn.H/Ny.R
Pekerjaan ayah/ibu: Dagang/IRT
Diagnosa Medis: Susp. Laringitis akut

Alamat       : Jl. Sei Miai Rt 10
Agama       : Islam.
Suku           : Banjar.
Bangsa       : Indonesia.
Pendidikan ayah/ibu:      SMP /  SMP


2.      Keluhan Utama.

Pada saat pengkajian pada tanggal 07 februari 2004, keluhan utama, ibu pasien mengatakan anaknya makan sedikit hanya menghabiskan 3 – 4 sendok makan – makanan yang disediakan.
Riwayat Keperawatan.

3.      Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran.

1)      Prenatal.
Hamil aterm 9 bulan, tidak ada keluhan patologis seperti pre eklampsia dan hyperemesis gravidarum, kalau emesis hanya pada trimester I dan dapat beraktifitas seperti biasa.
2)      Intranatal.
Ibu px mengatakan px lahir normal dengan presentasi kepala dan ditolong oleh bidan.
3)      Post natal.
Ibu px mengatakan px lahir langsung menangis dan tidak ad kelainan, panjang badan 50 cm dan berat badan 3200 gram.

4.      Riwayat Imunisasi.

Menurut ibu px, px tidak pernah dibawa untuk imunisasi karena dari anak pertamanya juga tidak pernah diimunisasi.

5.      Riwayat Tumbuh Kembang.

1)      Sekarang.
Sejak 1 hari sebelum masuk RS, anak mendadak sesak nafas, sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi dan anak kadang-kadang batuk dan tubuh anak mendadak panas, turun bila diberi obat penurun panas, namun tidak lama kemudian anak tubuhnya panas kembali dan kurang lebih 4 jam sebelum masuk RS, sesak bertambah parah, oleh orang tua anak dibawa kedokter pratek dan disarankan oleh dokter dibawa ke rumah sakit pada tanggal 06 februari 2004.
2)      Dahulu.
Ibu px mengatakan px belum pernah sakit seperti yang dialami sekarang dna tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.
3)      Keluarga.
Ibu px mengatakan bahwa tidak ada didalam keluarga yang pernah menderita penyakit seperti yang diderita anaknya sekarang ini.
4)      Genogram.

(isi sesuai genogram pasien)


Keterangan:
            = Laki-laki.
            = Perempuan.
                 = Ayah dan ibu px, status kesehatan; sehat, umur ayah; 33 th, umur ibu; 27 th, inisial nama ayah; Tn.H, inisial nama ibu; Ny.R.
                 = Anggota keluarga pihak ibu; tidak terkaji.
                 = Anggota keluarga pihak ayah; tidak terkaji.
                 = Kakak px An.W, umur 4 th, status kesehatan; sehat.
                 = Pasien. An.R, umur 1 th, status kesehatan saat ini; sakit.
                 = Tinggal satu rumah.

6.      Kebutuhan Dasar.

1)      Status hidrasi.
Dirumah:
        Ibu px mengatakan px minum ASI tidak tentu waktunya dan minum air the 1 – 2 gelas ( 200 – 400 cc ) perhari.
Di RS:
        Ibu px mengatakan px minum ASI kurang lebih 5 – 6 jam sehari tetapi tidak tentu waktunya dan px kadang-kadang minum air teh 1 – 2 gelas ( 200 – 400 cc ) perhari
2)      Status nutrisi.
Dirumah:
        Ibu px mengatakan anaknya makan bubur dengan frekuensi separuh dari porsi orang dewasa.
Di RS:
        Ibu px mengatakan anaknya makan 3 – 4 sdm saja makan makanan yang disediakan RS dengan diet bubur biasa.
3)      Istirahat dan tidur.
Dirumah:
        Px tidur siang 1 – 2 jam, dan tidur malam dari jam 20.30 – 06.00 dan tidak ada kesulitan menjelang tidur.
Di RS:
        Saat pengkajian ibu px mengatakan anaknya tidak ada kesulitan menjelang tidur, tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam dari jam 20.30 –  06.00.
4)      Aktifitas bermain.
Ibu px mengatakan anaknya sering bermain dengan kakaknya.
5)      Mandi.
Ibu px mengatakan selama dirumah sakit anaknya hanya diseka 2 xsehari
6)      eliminasi
Dirumah:
        BAB 1 – 2 xsehari, BAK 3 – 4 xsehari.
Di RS:
        BAB 1 – 2 xsehari, BAK 3 – 4 xsehari.

7.      Pemeriksaan Fisik.

1)      Keadaan umum.
Pengkajian tanggal 07 februari 2004.
Pasien tampak rewel, tingkat kesadaran compos mentis, GCS = 4,5,6.
TTV  : N: 130 x/m.            BB: 10,5 kg.
           S: 36,5 ‘C.              TB: Tidak terkaji.
           R: 30 x/m               LLA: 13,5 cm
2)      Kulit.
Warna kulit sawo matang, kebersihan baik, turgor kulit baik kembali dalam 2 detik, suhu teraba hangat 36,5 ‘C ( pada jam 11.00 )
3)      Kepala dan leher.
Struktur simetris, tidak ada trauma, tidak ada keterbatasan gerak kepala, gerak kepala dan leher normal ( px bisa menunduk, tengadah kekanan dan kekiri dan memutar ).
4)      Mata.
Struktur mata simetris antara kanan dan kiri, kebersihan baik tidak ada sekresi, konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada kelainan seperti strabismus, gerakan bola mata baik ( kekanan, kekiri, keatas dan kebawah )
5)      Hidung.
Struktur simetris, kebersihan baik, tidak ada pendarahan / peradangan, tidak ada sekresi.
6)      Telinga.
Struktur simetris, kebersihan baik, tidak ada pendarahan / peradangan, tidak ada sekresi, fungsi pendengaran baik saat dipanggil ibunya, px langsung menoleh.
7)      Mulut dan gigi.
Warna mukosa bibir kemerahan, tidak ada lesi / pendarahan, kebersihan gigi baik, gigi tumbuh 6 buah ( 4 diatas dan 2 dibawah ), tidak ada kesulitan dalam menelan.
8)      Thorax.
Bentuk dada normal ( anterior posterior lebih panjang dari lateral kanan dan kiri ), gerakan dada simetris, frekuensi nafas 30 x/m, tidak ada batuk, tidak ada sesak nafas, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronchi.
9)      Abdomen.
Bentuk abdomen datar, bising usus 20 x/m, tidak ada nyeri tekan, bunyi abdomen timpani, turgor kulit abdomen baik.
10)  Genetalia.
Rektum tidak ada lesi, tidak ada peradangan pada genetalia, tidak ada nyeri dan anak tampak tidak menangis saat buang air besar dan buang air besar.
11)  Ekstrimitas.
Ekstrimitas atas dan bawah struktur simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada keterbatasan gerak, pada ekstrimitas atas kanan terpasang infus D5% ( 15 tts/m ).

12)  Psikologis.
Px tampak rewel dan menangis ketika didekati perawat, ibu px tampak bingung dan bertanya tentang penyakit anaknya. Ibu px juga mengatakan selama di RS anaknya rewel dan gelisah ketika perawat datang.

8.      Pemeriksaan Tingkat Perkembangan.

1)      Motorik halus; memukulkan 2 benda yang terletak pada kedua tangan.
2)      Motorik kasar; berjalan dengan berpegangan.
3)      Kognitif dan bahasa; menyebutkan satu kata atau lebih.
4)      Sosialisasi; memanggi ayah atau ibunya.

9.      Pemeriksaan Diagnostik.

1)      Laboratorium. ( Tgl 06 februari 2004 )
        HB                     : 9,0 gram%                ( L: 13,5-12,5.   P: 11,5-15,5 )
        Leukosit             : 7400 /mm3               ( 4000-11000 )
        Hematokrit         : 25 %                         ( L: 40-50.   P: 35-45 )
        Trombosit           : 3400 /mm3               ( 150-350 ribu )

2)      Pengobatan.
        Inf D5%                    : 15 tts/m.
        Inj. Ampicillin           : 4x150 mg.
        Inj. Dexamethason    : 3x2 mg.
        Inj. Novalgin             : 3x150 mg.

Data Fokus

        Inspeksi.
Anak tampak rewel, terpasang inf D5% 15 tts/m, px tampak tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan hanya 3 – 4 sendok saja yang dimakan BB: 10,5 kg. LLA: 13,5 cm.
        Palpasi.
Kulit teraba hangat dengan temperatur 36,5 ‘C, turgor kulit cepat kembali dalam 2 detik.
        Perkusi.
Bunyi abdomen timpani.
        Auskultasi.
Bising usus 20 x/m


ANALISA DATA



No

Hari/tgl

Data Penunjang
Etiologi
Masalah
1.
Sabtu 07 februari 2004
DS :
        Ibu px mengatakan anaknya kurang banyak makannya, hanya 3-4 sendok makan saja.
DO:
        Px tampak hanya menghabiskan 3-4 sendok porsi makanan yang disediakan
        Berat badan 10,5 kg
Lingkar lengan atas 13,5 cm
        Terpasang inf D5% 15 tts/m
Penurunan masukan oral kenyamanan mulut
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.
Sabtu 07 februari 2004
DS :
        Ibu px tampak binggung dan mengatakan anaknya makan 3-4 sendok saja dari porsi makanan yang disediakan.
DO:
        Ibu px tampak binggung dengan penyakit anaknya
        Ibu sering bertanya tentang penyakit anaknya
Keterbatasan informasi
Kurang pengetahuan keluarga
3.
Sabtu 07 februari 2004
DS :
        Ibu px mengatakan anaknya rewel dan gelisah ketika perawat datang
Keadaan sakit dan hospitalisasi
Ansietas / ketakutan


No

Hari/tgl

Data Penunjang
Etiologi
Masalah

Sabtu 07 februari 2004
DO:
        Px tampak rewel
        Px tampak menangis saat didekati perawat




Prioritas Masalah:

1.      Resiko perubahan nutrisi kuran dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral, kenyamanan mulut.
2.      Kurang pengetahuan keluarga b.d keterbatasan aktifitas.
3.      Ansietas / ketakutan b.d keadaan sakit dan hospitalisasi.


PROSES KEPERAWATAN

Dx
Hari/tgl
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
I
Sabtu 07 februari 2004
Resiko perubahan nutrisi krg dari kebutuhan tubuh pada px tidak terjadi setelah 3 hari perawatan
KE:
        Kebutuhan kalori pada px terpenuhi yaitu 100-200 Kkal/kgBB
        Px dapat menghabiskan porsi makanannya
        Berat badan px dalam batas normal/naik (rumus BB normal pada anak umur 1-6 th yaitu umur (tahun) x 2 + 8.
        Kaji status nutrisi px
        Beri makanan lunak yang tidak merangsang refleks nyeri pada laring
        Monitor px dengan makanan yang dihabiskan setiap kali makan
        Timbang berat badan setiap hari sekali
Kolaborasi:
        Teruskan pemberian terapi cairan parenteral dan antibiotik sesuai indikasi
        Dengan mengetahui status nutrisi maka diketahui penyebab pemasukan yang kurang sehingga dapat menentukan intervensi yang sesuai
        Makanan yang lunak mudah dicerna sehingga tidak mempengaruhi stimulus nyeri yang terjadi pada laring
        Mengetahui jumlah intake makanan yang dihabiskan px
        Keberhasilan nutrisi dapat diketahui melalui peningkatan berat badan
Kolaborasi:
        Pemberian cairan parenteral memudahkan pemasukan nutrisi lewat pembuluh darah dan antibotik mengobati infeksi

Dx
Hari/
tgl
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
II
Sabtu 07 februari 2004
Keluarga memahami penyakit yang diderita anaknya setelah 1-2 jam perawatan diberikan penjelasan
KE:
        Orang tua atau keluarga dapat memahami penyakit yang diderita anaknya
        Orang tua atau keluarga tidak bingung lagi tentang penyakit anaknya
        Keluarga tidak bertanya lagi tentang kondisi anaknya
        Kaji tingkat pengetahuan orang tua/keluarg
        Observasi tingkat pemahaman orang tua/keluarga setelah diberi penjelasan
        Observasi dan tanyakan kembali tingkat pemahaman orangtua/ keluarga setelah diberi penjelasan
        Jelaskan tentang pengertian penyakit yang diderita anaknya
        Berikan informasi dlm btk verbal atau tertulis
        Dengan mengkaji tingkat pengetahuan maka kita dapat dengan mudah memberikan penjelasan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan keluarga
        Kita dapat menilai sejauhmana pemahaman orang tua/keluarga setelah diberikan penjelasan
        Dengan bertanya kita mengetahui penjelasan apa yang masih / yang belum dimengerti
        Dengan menjelaskan atau memberikan informasi dapat menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan pertisipasi dn rencana pengobatan
        Kelemahan atau depresi dapat mempengaruhi untuk mengasimulasi informasi atau mengikuti program medik

Dx
Hari/tgl
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
III
Sabtu 07 februari 2004
Px tidak tidak rewel dan gelisah lagi setelah 1-2 kali pertemuan dengan tim medis atau perawat dengan bertugas dengan
KE:
        Px tidak rewel
        Px tidak gelisah
        Px tidak menangis saat pertemuan/ kontak dengan perawat atau tim medis

        Observasi/ awasi respon fisik misalnya gelisah dan menangis saat didekati
        Gali perasaan keluarga dan masalah yang terjadi selama hospitalisasi
        Kaji reaksi/ respon px setiap kali pertemuan/ kontak langsung dengan px
        Libatkan keluarga selama perawatan
        Berguna dalam evaluasi luas/derajat masalah yang dialami px
        Mengatasi tingkat ansietas px dan keluarga
        Mengetahui sejauh mana reaksi ansietas yang dialami px
        Keikut sertaan orang/ anggota keluarga selama perawatan dapat menurunkan ansietas







Hari/Tgl
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Jum’at
06 februari 2004
I
10.00


10.00




11.30
        Mengkaji status nutrisi px
        Mengetahui jumlah intake makanan yang dihabiskan
        Menganjurkan pada ibu px untuk memberi makan yang lunak seperti bubur, nasi dalam porsi kecil tapi sering
        Memberikan injeksi:
Ampicillin 1x150 mg
Dexamethason 1x2 mg
        mengobservasi tetesan inf D5% 15 tts/m
Diagnosa I
S   :
        ibu px mengatakan makanan yang dihabiskan hanya 3-4 sendok dari porsi yang disediakan
O  :
        px tampak hanya menghabiskan ¼ dari porsi yang disediakan
A  :
      Masalah nutrisi belum teratasi
P   :
      Intervensi dilanjutkan.
1)      Kaji status nutrisi px
2)      Ketahui jumlah intake makan yang dihabiskan px
3)      Beri makanan lunak yang tidak merangsang respon nyeri pada laring


Jum’at
06 februari 2004
II
10.30
        menjelaskan tentang pengertian penyakit yang dialami anak
        memberikan informasi dalam bentuk verbal 1x30 menit
        mengobservasi tingkat pemahaman orang tua/keluarga px
        menanyakan kembali tingkat pemahaman orang/ keluarga px




Hari/Tgl
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Jum’at
06 februari 2004
III
11.00
        mengobsevasi respon fisik px misalnya px tampak gelisah, dan menangis
        mengkaji reaksi / respon px dengan mengadakan pertemuan
        mengikutsertakan orang tua atau keluarga setiap kali melakukan tindakan
Diagnosa II
S   :
        Ibu px mengatakan sudah mulai mengerti tentang penyakit yang diderita anak
O  :
        Kebingungan orang tua sudah mulai berkurang
A  :
      Masalah teratasi sebagian
P   :
      Intervensi dilanjutkan.
1)      Beri penjelasan ulang tentang kondisi anak px
2)      Kaji ulang tingkat pemahaman orang tua/ keluarga px
3)      Tanyakan kembali tingkat pemahaman orang tua / klg





 





Hari/Tgl
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Jum’at
06 februari 2004
III
11.00

Diagnosa III
S   :
        Ibu px mengatakan anaknya  masih rewel dan gelisah ketika perawat/ tim medis datang
O  :
        Px tampak menangis saat didekati perawat
A  :
      Masalah ansietas belum teratasi
P   :
      Intervensi dilanjutkan.
1)      Kaji ulang reaksi / respon anak
2)      Ikut sertakan orang tua/ keluarga setiap kali melakukan tindakan


 












KEPUSTAKAAN



Carpenito, Linda Juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Doengoes, E. Marilyn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta; EGC.
Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi-3, Jilid-1. Jakarta; Media Aesculapius. FKUI.
Robert B Cooper, Mo. Yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit Gangguan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kulit Dan Peredaran Darah. Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banjarmasin.
Soepardi, Sp THT. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, Leher, Edisi Kelima. Jakarta. FKUI.





Demikianlah Artikel ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS

Sekianlah artikel ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel ASUHAN KEPERAWATAN LARINGITIS dengan alamat link https://materi-keperawatan01.blogspot.com/2015/09/asuhan-keperawatan-laringitis.html
Previous
Next Post »